
𝐊𝐀𝐏𝐒𝐔𝐋𝟒𝐃 : Gunung Lewotobi Laki‑Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengalami lonjakan aktivitas vulkanik signifikan pada Selasa, 17 Juni 2025. Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) setempat, tercatat lima kali letusan dalam kurun waktu hanya enam jam—antara pukul 18.00 hingga 24.00 WITA—dengan tinggi kolom abu mencapai antara 2.000 hingga 5.000 meter di atas puncak, atau sekitar 3.584 meter di atas permukaan laut
Dalam satu erupsi, tercatat amplitudo gempa sebesar 47,3 mm, dan durasi letusan yang sangat bervariasi dari 330 hingga 1.205 detik, menunjukkan energi yang cukup besar dan tak menentu . Selain itu, enam kali terjadi gempa hembusan dengan amplitudo 14,8–44,4 mm dan durasi 33–64 detik, serta satu kali gempa vulkanik dangkal dengan durasi 13 detik ― menunjukkan kompleksitas aktivitas seismik yang mengiringi letusan tersebut
Kondisi cuaca di sekitar gunung saat pengamatan dilaporkan cerah hingga berawan, dengan angin lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udara berada di kisaran 20–23°C Teramati juga semburan lontaran lava pijar dan suara gemuruh dengan intensitas sedang hingga kuat, serta hujan abu vulkanik tipis hingga sedang yang menyebar ke beberapa desa penyangga gunung.
Akibat peningkatan aktivitas ini, status Gunung Lewotobi Laki‑Laki dinaikkan menjadi Level IV (Awas). Otoritas setempat mengimbau masyarakat dan pengunjung agar tidak memasuki area radius 7 km, serta sektor ke arah barat daya hingga timur laut dalam radius 8 km dari kawah. Warga diminta tetap tenang, mengikuti arahan pemerintah daerah, serta mengabaikan isu-isu tidak jelas sumbernya Log-in 𝐊𝐀𝐏𝐒𝐔𝐋𝟒𝐃 .
Potensi banjir lahar hujan menjadi ancaman serius apabila hujan deras terjadi. Daerah aliran sungai dari puncak—seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nuralbelan, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote—harus waspada dan bersiap melakukan evakuasi mendadak . Selain itu, warga di sepanjang lereng diminta mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut guna melindungi sistem pernapasan dari dampak abu vulkanik
Erupsi kali ini juga menciptakan suasana mencekam, terutama di desa sekitar seperti Pululera dan Nurabelen. Sumber dari detik.com menyebut, letusan pada pukul 17.41 WITA membuat suasana menjadi “gelap gulita” akibat hujan abu dan kerikil, memerangkap warga di desa tersebut . Seorang warga di pengungsian mengungkap memang “lebih ngeri” dibanding letusan sebelumnya, karena abu menutupi kampung secara cepat
Gunung Lewotobi Laki‑Laki sendiri merupakan bagian dari gunung kembar dengan Lewotobi Perempuan, dan sebelumnya pernah aktif pada November 2024—saat itu menewaskan sembilan orang dan melukai banyak warga . Sejak awal 2025, erupsi demi erupsi terus terjadi—termasuk erupsi eksplosif April dan Mei—sehingga potensi ancaman tetap tinggi .
Dengan lonjakan lima letusan dalam enam jam, dukungan penuh terhadap aktivitas pengawasan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat diperlukan. Pemda Flores Timur, BPBD, dan jajaran terkait perlu meningkatkan sosialisasi mitigasi risiko, mempercepat evakuasi bila diperlukan, dan memastikan jalur respons cepat tetap tersedia. Edukasi penggunaan masker dan penghindaran daerah rawan selayaknya menjadi prioritas utama.