
19 Hari Pascagempa di Situbondo: Warga Masih Tinggal di Tenda Darurat
KAPSUL4D Situbondo, Jawa Timur — Sudah 19 hari sejak gempa mengguncang wilayah Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo (25 September 2025), namun sebagian warga korban gempa masih tinggal di tenda darurat.
Kondisi Korban Gempa
- Gempa bermagnitudo 5,4 terjadi pada 25 September 2025, pusat guncangan berada sekitar 18 km tenggara laut Desa Sumberwaru, kedalaman 12 km.
- Dampaknya: 145 rumah rusak tersebar di empat desa dalam Kecamatan Banyuputih — Desa Sumberwaru, Sumberejo, Sumberanyar, dan Wonorejo.
- 63 rumah rusak ringan
- 23 rumah rusak sedang
- 57 rumah rusak berat
Alasan Warga “Bertahan” di Tenda Darurat
Beberapa faktor menyebabkan warga belum kembali ke rumah mereka atau mendapatkan hunian sementara yang lebih layak:
- Kekhawatiran terhadap kerusakan rumah
Banyak warga masih takut rumahnya roboh karena kerusakan struktur belum diperbaiki atau dinilai tidak aman. - Bantuan perbaikan belum cair
Pemerintah daerah menyediakan bantuan melalui dana Biaya Tak Terduga (BTT) untuk perbaikan rumah. Namun, pencairannya tertunda karena banyak korban belum memiliki rekening bank.
Kepala Desa Sumberwaru menyampaikan bahwa pembuatan rekening oleh warga baru akan dilakukan pada 14 Oktober agar bantuan dapat disalurkan - Penerimaan dana sudah dialokasikan tapi belum diterima
Kepala Dinas Sosial Situbondo menyatakan bahwa uang bantuan sudah disiapkan dalam rekening masing-masing penerima tetapi belum diterima oleh beberapa warga.
Tindakan Penanggulangan dan Respons Pemerintah
- Sejak awal gempa, BPBD Situbondo telah mendirikan tenda darurat bagi keluarga terdampak, terutama untuk mereka yang rumahnya rusak berat atau rawan runtuh.
- Pemerintah daerah menyiapkan anggaran BTT sekitar Rp 370 juta untuk rehabilitasi rumah terdampak di Situbondo.
- Dinas Sosial kabupaten menjamin bahwa dana bantuan akan segera disalurkan setelah proses administrasi (rekening bank) terpenuhi.
Dampak Sosial & Kesehatan
Tinggal dalam tenda darurat dalam jangka waktu lama membawa sejumlah tantangan:
- Keterbatasan fasilitas hidup: Sanitasi, penerangan, akses air bersih, dan ruang privasi terbatas.
- Risiko kesehatan meningkat: Paparan cuaca, penyakit infeksi pernapasan, atau penyakit kulit dapat muncul.
- Dampak psikologis: Stres dan kecemasan akan kondisi rumah, masa depan, dan proses rehabilitasi yang belum berjalan.
Harapan & Rekomendasi
Untuk mempercepat pemulihan dan meminimalkan penderitaan warga, beberapa langkah penting:
- Percepatan pencairan bantuan
Pemerintah perlu mempercepat proses administrasi agar dana rehabilitasi dapat segera diterima korban. - Penilaian struktural rumah terdampak
Inspeksi profesional untuk menentukan mana rumah yang aman untuk dihuni kembali dan mana yang perlu dibongkar atau direhabilitasi total. - Pembangunan hunian sementara layak
Memperbaiki atau menyediakan hunian darurat yang lebih kokoh daripada tenda, agar warga bisa hidup dengan lebih aman dan nyaman. - Pendampingan psikososial dan pelayanan kesehatan mobile
Mengirim tim medis ke lokasi pengungsian untuk memantau kesehatan fisik dan mental warga terdampak.
Keadaan di Situbondo setelah 19 hari pascagempa menunjukkan bahwa proses pemulihan dan rehabilitasi masih berjalan lambat dan belum menyentuh semua korban. Warga banyak yang masih mempertahankan tinggal sementara di tenda darurat karena ketidakpastian dan lambatnya proses administrasi bantuan.
KAPSUL 4D – Tempat Taruhan Betting Bola Terpercaya Dengan Bonus Cashback Terbesar Hingga 15%
Link Anti Internet Positif : www.ruangmasuk.com
Whatsapp Resmi Kapsul4D : kapsul4d.link/Whatsapp