
𝐊𝐀𝐏𝐒𝐔𝐋𝟒𝐃 – 05 – Juni – 2025 Kabar tentang comeback Peterpan belakangan ini sempat membuat heboh para penggemar musik Tanah Air, terutama mereka yang tumbuh besar dengan lagu-lagu seperti “Menghapus Jejakmu” atau “Yang Terdalam”. Namun yang cukup mengejutkan, Ariel, vokalis utama yang ikonik dengan suara khasnya, tidak ikut serta dalam rencana comeback tersebut.
Lalu, apa sebenarnya alasan Ariel gak gabung?
1. Fokus dengan NOAH dan Proyek Baru
Salah satu alasan utama adalah komitmen Ariel terhadap NOAH, band yang lahir dari transformasi Peterpan pasca 2010. Ariel dan personel lainnya merasa bahwa NOAH bukan sekadar perubahan nama, tapi juga bentuk evolusi musikal dan identitas baru.
Ariel sendiri juga sedang fokus pada proyek solo dan kolaborasi baru, termasuk kerja sama lintas genre dan eksperimen musikal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Ia mengaku tak ingin “melangkah mundur”, walaupun tetap menghargai masa lalu bersama Peterpan.
2. Tidak Ingin Bernostalgia Secara Komersial
Ariel dalam beberapa wawancara sempat mengatakan bahwa ia kurang tertarik dengan proyek yang hanya menjual nostalgia. Menurutnya, sebuah comeback harus punya arah dan makna baru, bukan sekadar reuni demi pasar.
“Gue gak pengin balik cuma buat nyenengin pasar lama. Kalau balik, harus ada karya dan pesan yang kuat juga,” ungkap Ariel dalam sebuah podcast.
3. Hubungan dengan Personel Lain Tetap Baik
Penting dicatat, tidak ada konflik personal antara Ariel dengan eks personel Peterpan lainnya. Mereka masih berkomunikasi baik dan saling mendukung. Beberapa personel lama bahkan menyebut Ariel tetap “bagian dari keluarga besar Peterpan”.
Comeback yang dimaksud kemungkinan besar hanya melibatkan formasi awal (minus Ariel) dalam bentuk penghormatan terhadap karya-karya lama, bukan sebagai band aktif penuh waktu. Baca berita Update lainnya hanya di 𝐊𝐀𝐏𝐒𝐔𝐋𝟒𝐃 .
4. Ariel Sudah “Move On” Secara Kreatif
Secara musikal, Ariel merasa dirinya sudah berkembang ke arah yang berbeda. Dengan NOAH, ia mengeksplorasi sisi lain dari musikalitasnya—lebih dewasa, lebih eksperimental. Kembali ke Peterpan bisa terasa seperti mengulang masa lalu.
“Gue bersyukur banget pernah di Peterpan, tapi sekarang waktunya jalan terus,” katanya.
 
                         
         
         
                       
         
         
                      