
Kapsul4D Jakarta, 11 Juli 2025 — Sebuah kontroversi mencuat di media sosial usai penampilan seorang presenter wanita dalam siaran langsung Piala Dunia Antarklub 2025 menuai sorotan publik. Bukan karena kualitas penyampaian berita atau analisis pertandingan, namun karena busana yang dikenakan dianggap terlalu seksi dan tidak sesuai dengan norma tayangan olahraga yang dikonsumsi berbagai kalangan.
Presenter yang menjadi sorotan tersebut tampil dengan gaun ketat berbelahan dada rendah saat membawakan segmen pra-pertandingan yang ditayangkan secara internasional. Penampilannya langsung memicu perdebatan hangat, terutama di platform X (sebelumnya Twitter) dan Instagram, di mana cuplikan video serta tangkapan layar penampilannya viral dalam hitungan jam.
Respons Publik Terbelah
Sebagian warganet mengecam pilihan busana sang presenter yang dianggap tidak pantas dan terlalu vulgar untuk tayangan olahraga berskala internasional. Banyak yang menilai bahwa penampilannya tidak menghormati budaya penonton global, terutama negara-negara dengan nilai konservatif yang tinggi.
“Acara olahraga seharusnya fokus pada pertandingan, bukan menjual sensasi dari penampilan presenter. Ini tidak menghormati audiens yang lebih luas,” tulis akun @sportwatchdog.
Namun, tak sedikit pula yang membela sang presenter. Mereka menilai bahwa kritik tersebut berbau seksisme dan mencerminkan standar ganda terhadap perempuan di media.
“Kenapa selalu perempuan yang disalahkan karena cara berpakaian? Kalau presenter pria berpakaian stylish, itu disebut keren,” ujar akun @freeminds.
Tanggapan Resmi dan Klarifikasi
Pihak penyelenggara siaran pun akhirnya angkat bicara. Dalam pernyataan resmi, mereka mengatakan bahwa pemilihan kostum presenter merupakan hasil keputusan tim kreatif dan bukan sepenuhnya keputusan individu. Mereka berjanji akan mengevaluasi pedoman berpakaian agar sesuai dengan sensitivitas budaya global.
Sementara itu, sang presenter, melalui unggahan di media sosial pribadinya, menyampaikan bahwa ia tidak berniat menimbulkan kontroversi. Ia mengaku terkejut dengan besarnya reaksi publik dan berharap semua pihak bisa lebih fokus pada semangat olahraga dan persatuan yang dibawa Piala Dunia Antarklub.
Isu Lama yang Terulang
Kontroversi seputar penampilan presenter wanita di acara olahraga sebenarnya bukan hal baru. Dunia siaran olahraga telah lama bergulat dengan kritik soal objektifikasi perempuan dan ekspektasi penampilan yang sering tidak adil. Peristiwa ini kembali membuka diskusi mengenai batas antara ekspresi diri, profesionalisme, dan sensitivitas budaya dalam dunia media global.
Penutup
Meski menuai kritik dan pujian secara bersamaan, momen ini menunjukkan bahwa sorotan terhadap figur publik—terutama perempuan—masih sering kali tidak lepas dari penilaian terhadap penampilan fisik. Di tengah semangat sportivitas, tampaknya dunia olahraga juga masih perlu mengejar kesetaraan dalam representasi media.