
#KaburAjaDulu — Ketika Gen Z Indonesia Bicara Soal Migrasi dan Mimpi Hidup Lebih Layak
“Bukan berarti nggak cinta Indonesia, cuma pengin hidup lebih waras.”
KAPSUL4D Di media sosial, khususnya X (sebelumnya Twitter), tagar #KaburAjaDulu kembali jadi topik hangat. Tagar ini bukan tentang liburan atau traveling, tapi tentang keinginan generasi muda Indonesia—terutama Gen Z—untuk keluar dari negeri sendiri dan mencari kehidupan baru di luar negeri.
Fenomena Kabur Dulu, Urus Nanti
“#KaburAjaDulu” mencerminkan rasa frustrasi sekaligus harapan. Banyak anak muda merasa terjebak dalam tekanan ekonomi, sosial, dan sistem yang dinilai stagnan. Isu-isu seperti:
- Biaya hidup tinggi tapi gaji stagnan,
- Ketatnya persaingan kerja dan nepotisme,
- Pendidikan tinggi tapi minim relevansi pasar kerja,
- Kualitas hidup dan kebebasan berpendapat,
…mendorong mereka mempertimbangkan hidup di negara lain seperti Jepang, Jerman, Australia, atau Kanada.
Bukan Kabur, Tapi Membangun Masa Depan
Bagi banyak anak muda, migrasi bukan sekadar kabur. Mereka ingin belajar, bekerja, lalu menetap di negara yang menurut mereka lebih menjamin kesejahteraan dan penghargaan atas kemampuan individu.
Contoh nyata terlihat di TikTok dan YouTube: konten tentang beasiswa luar negeri, bekerja di luar negeri (seperti care worker di Jepang, au pair di Jerman, hingga digital nomad di Thailand) menjadi sangat populer.
Kata Netizen:
“Sudah coba bertahan di Indonesia, tapi tiap buka dompet isinya bukan masa depan.”
— @fitrizzzz, pengguna X
“Di Jepang aku cuma kerja bersih-bersih panti, tapi dihargai, digaji cukup, dan bisa libur rutin. Di sini? Kerja sosial dibayar terima kasih.”
— Anonim, TKI via YouTube Shorts
Lalu, Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?
Fenomena #KaburAjaDulu bisa menjadi alarm sosial. Ini bukan sekadar tren lari dari kenyataan, tapi cermin bahwa generasi muda haus akan perubahan, transparansi, dan peluang nyata. Pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan perlu:
- Meningkatkan akses kerja layak untuk lulusan muda,
- Menekan biaya hidup (khususnya di kota besar),
- Menghapus praktik nepotisme dan senioritas buta,
- Menumbuhkan budaya meritokrasi dan apresiasi.
Migrasi bukan tanda tak cinta tanah air. Justru banyak dari mereka yang pergi karena tahu betapa berharganya hidup jika diberi ruang tumbuh. Siapa tahu, mereka yang “kabur dulu” hari ini, bisa jadi mereka yang kembali untuk membangun Indonesia yang lebih baik esok hari.
Link Anti Internet Positif : www.ruangmasuk.com
Whatsapp Resmi Kapsul4D : kapsul4d.link/Whatsapp
 
                         
         
         
                       
         
         
                      