
WHO: Obat Terkontaminasi Sebabkan Lebih dari 300 Kematian Anak di Berbagai Negara
KAPSUL4D Jenewa, 26 Juli 2025 – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan mengejutkan mengenai lebih dari 300 kematian anak-anak di berbagai negara akibat obat sirup yang terkontaminasi zat kimia berbahaya, seperti ethylene glycol dan diethylene glycol.
Latar Belakang Kasus
Sejak 2022, beberapa negara mengalami lonjakan kematian anak-anak yang mengalami cedera ginjal akut (AKI). Investigasi WHO mengungkap bahwa sebagian besar korban sebelumnya mengonsumsi sirup obat batuk dan penurun panas yang ternyata mengandung bahan beracun.
Negara-negara terdampak meliputi:
- Gambia
- Uzbekistan
- Indonesia
- India
- Kamerun
- Irak
- Dominika
- Senegal
Zat Penyebab Kematian: Racun Industri
Obat-obatan yang ditemukan mengandung ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG) — dua bahan yang lazim digunakan dalam antibeku dan cairan rem radiator, namun sangat mematikan jika tertelan. Zat ini menyebabkan:
- Gagal ginjal akut,
- Kejang,
- Koma,
- Dan dalam banyak kasus, kematian anak dalam hitungan hari.
Temuan WHO
Dalam pernyataan resminya, WHO menyebutkan:
“Sebagian besar kematian ini bisa dicegah jika ada pengawasan yang lebih ketat dalam produksi dan distribusi obat di negara-negara terdampak.”
– Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus
WHO menyoroti kegagalan rantai suplai farmasi global, di mana beberapa produsen menggunakan pelarut murah yang tidak aman demi memangkas biaya produksi.
Tanggapan dan Langkah Global
WHO menyerukan tindakan berikut:
- Pengawasan ketat oleh pemerintah dan badan regulasi obat nasional.
- Penarikan global terhadap sirup-sirup yang tidak memenuhi standar keamanan.
- Pemeriksaan menyeluruh bahan baku farmasi yang digunakan oleh industri di negara berkembang.
- Kerjasama internasional untuk melacak distributor dan produsen ilegal.
Dampak di Indonesia
Kasus serupa juga terjadi di Indonesia pada 2022–2023, yang mengakibatkan 200 lebih kematian anak-anak akibat konsumsi obat sirup yang terkontaminasi. Pemerintah Indonesia melalui BPOM telah:
- Melarang peredaran sirup obat yang tidak memenuhi standar,
- Memperketat izin edar obat anak,
- Dan bekerja sama dengan WHO serta laboratorium internasional untuk pengetesan lebih lanjut.
Pelajaran Penting untuk Masa Depan
Tragedi ini menjadi peringatan keras bagi dunia kesehatan global, bahwa keselamatan pasien—terutama anak-anak—tidak bisa dikompromikan oleh efisiensi biaya. Sistem produksi obat, regulasi, dan distribusi harus sepenuhnya menjamin keamanan konsumen, bukan sekadar mengejar keuntungan.
WHO mengingatkan seluruh dunia bahwa keamanan farmasi adalah tanggung jawab bersama. Kematian anak-anak yang seharusnya bisa dicegah ini adalah tragedi kemanusiaan yang tidak boleh terulang lagi.
“Setiap botol sirup yang aman adalah penyelamat
Link Anti Internet Positif : www.ruangmasuk.com
Whatsapp Resmi Kapsul4D : kapsul4d.link/Whatsapp
 
                         
         
         
                       
         
        