Dear Pendaki, Jangan Asal FOMO Naik Gunung, Persiapkan Diri Lebih Dulu Ya

𝐊𝐀𝐏𝐒𝐔𝐋𝟒𝐃 – Jakarta, 26 Juni 2025 – Sebuah insiden tragis menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), yang meninggal saat mendaki Gunung Rinjani. Kejadian ini kembali menyorot pentingnya persiapan matang sebelum mendaki, baik secara fisik, mental, maupun peralatan pendukung

Wanadri, organisasi pecinta alam tertua di Indonesia, menyatakan belasungkawa dan mengapresiasi kerja keras tim SAR yang berhasil mengevakuasi jenazah meski kondisi medan cukup ekstrem. Organisasi ini menekankan bahwa fenomena “FOMO naik gunung” harus diperangi dengan pemahaman risiko yang nyata

Menurut Alisar, Ketua Komisi Operasional Wanadri, pendakian bukan sekadar soal pengalaman atau keinginan mengikuti tren. Pendaki—khususnya pemula—perlu memahami dua kelompok risiko: subjektif (kesiapan diri, stamina, pengetahuan) dan objektif (cuaca, medan, jalur, serta faktor alam lainnya)

Bahaya subjektif bisa diminimalkan melalui persiapan yang matang. Alisar menekankan pentingnya mempelajari medan serta karakteristik gunung tujuan, melatih kebugaran tubuh secara rutin, dan menyiapkan perlengkapan sesuai kebutuhan pendakian f 𝐊𝐀𝐏𝐒𝐔𝐋𝟒𝐃 –

Sementara itu, bahaya objektif bersifat tak terduga dan berasal dari alam, seperti perubahan cuaca ekstrem, jalur berlumpur, atau kehadiran satwa liar. Mitigasi risiko ini memerlukan membaca prakiraan cuaca, memahami peta jalur pendakian, dan selalu mengecek kondisi terkini wilayah gunung tujuan .

Alisar juga menyampaikan bahwa Gunung Rinjani sebenarnya bisa didaki siapa saja—pemula maupun yang sudah berpengalaman—asal dilakukan bersama pemandu atau porter sesuai SOP. Pendaki pemula pun bisa selamat jika mereka benar-benar siap secara menyeluruh t

Perbedaan utama antara pendaki pemula dan berpengalaman adalah perencanaan. Pemula sering mengabaikan durasi pendakian, kondisi cuaca, serta persiapan mental—yang seolah dipandang remeh—padahal itu justru bagian paling krusial

Kesimpulannya, Alisar menegaskan bahwa tujuan utama pendakian bukan sekadar menjejak puncak, melainkan “kembali ke rumah dengan selamat.” Jadi, sebelum FOMO terpancing—ayo belajar dulu tentang medan, cuaca, fisik, mental, dan perlengkapan yang benar-benar dibutuhkan