
Wabah Flu Burung H5N1 Terjadi di Slovakia, Ratusan Unggas Dimusnahkan
Bratislava – 23 Oktober 2025
KAPSUL4D Pemerintah Slovakia melaporkan wabah flu burung H5N1 di sebuah peternakan unggas di wilayah utara negara itu, dekat perbatasan Polandia.
Menurut laporan resmi yang disampaikan kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), wabah ini telah menyebabkan kematian 27 ekor unggas, sementara sekitar 197 unggas lainnya dimusnahkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Kronologi Wabah
Wabah dilaporkan pertama kali pada 20 Oktober 2025, setelah sejumlah unggas menunjukkan gejala khas flu burung seperti penurunan nafsu makan, pembengkakan pada kepala, dan penurunan produksi telur secara mendadak.
Sampel jaringan hewan yang mati kemudian dikirim ke laboratorium veteriner nasional di Zvolen, yang memastikan bahwa virus H5N1 beredar di lokasi tersebut.
Pemerintah segera mengisolasi peternakan dan menetapkan zona pengawasan sejauh 10 kilometer di sekitar lokasi kejadian. Peternak di daerah tersebut diwajibkan melaporkan setiap kematian unggas secara langsung kepada otoritas kesehatan hewan.
Langkah Pencegahan dan Penanganan
Kementerian Pertanian Slovakia menyatakan telah mengambil langkah cepat berupa:
- Pemusnahan seluruh unggas di area terdampak.
- Penyemprotan disinfektan massal pada kandang dan fasilitas peternakan.
- Larangan sementara ekspor unggas hidup, telur, dan produk turunan unggas dari wilayah terdampak.
- Pelacakan rantai distribusi pakan dan transportasi unggas yang keluar masuk area tersebut selama dua minggu terakhir.
“Situasi saat ini berada dalam kendali. Tidak ada indikasi penyebaran ke peternakan lain,” kata Marek Vitko, juru bicara Kementerian Pertanian Slovakia.
Bagian dari Lonjakan Kasus di Eropa
Wabah ini menambah daftar lonjakan kasus flu burung H5N1 di Eropa sejak awal Oktober.
Beberapa negara seperti Belgia, Belanda, dan Jerman juga melaporkan kasus serupa di peternakan unggas mereka, memicu langkah pengandangan wajib unggas (poultry lockdown) di banyak wilayah.
Ahli epidemiologi dari European Food Safety Authority (EFSA) menyebut peningkatan kasus ini dipicu oleh musim migrasi burung liar, yang menjadi pembawa utama virus H5N1.
Virus tersebut dapat dengan cepat menyebar melalui kontak langsung, feses burung liar, atau pakan yang terkontaminasi.
Risiko bagi Manusia Masih Rendah
Meskipun H5N1 dikenal sebagai virus zoonosis (dapat menular ke manusia), EFSA dan WHO menegaskan bahwa risiko penularan ke manusia saat ini masih sangat rendah, terutama jika masyarakat tidak melakukan kontak langsung dengan unggas sakit.
Namun, otoritas kesehatan tetap mengimbau masyarakat agar berhati-hati, terutama mereka yang bekerja di peternakan atau pasar unggas.
WHO juga memperingatkan agar negara-negara Eropa tetap meningkatkan surveilans kesehatan dan menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi petugas lapangan.
Komentar Ahli
Ahli virologi Dr. Petra Nováková dari Universitas Komenský Bratislava menjelaskan:
“Wabah ini menunjukkan pentingnya deteksi dini. Virus H5N1 bisa sangat mematikan bagi unggas, dan jika tidak segera dikendalikan, bisa berdampak besar pada industri perunggasan nasional.”
Ia juga menambahkan bahwa virus ini tidak menular lewat konsumsi daging ayam atau telur yang telah dimasak dengan benar.
Dampak Ekonomi dan Pemantauan Lanjutan
Slovakia merupakan salah satu produsen unggas menengah di Eropa Tengah, dengan lebih dari 6 juta ekor ayam pedaging setiap tahun.
Meskipun wabah ini berskala kecil, asosiasi peternak lokal memperkirakan kerugian bisa mencapai €200.000 akibat pemusnahan ternak dan pembatasan distribusi.
Pemerintah juga menyatakan akan memberikan kompensasi finansial kepada peternak terdampak, serta memperketat pemantauan unggas liar di sepanjang jalur migrasi utara.
KAPSUL 4D – Tempat Taruhan Betting Bola Terpercaya Dengan Bonus Cashback Terbesar Hingga 15%
Link Anti Internet Positif : www.ruangmasuk.com
Whatsapp Resmi Kapsul4D : kapsul4d.link/Whatsapp