
Gunung Ile Lewotolok Erupsi Lagi, Warga Larantuka Diminta Waspada
KAPSUL4D Larantuka, NTT – Gunung Ile Lewotolok yang terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi. Pada Selasa pagi (24 Juni 2025), tercatat sebanyak 158 kali letusan terjadi dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Erupsi ini memuntahkan abu vulkanik dan material pijar ke udara, memicu kekhawatiran di kalangan warga sekitar.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan gunung ini pada Level II (Waspada). Warga dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas dalam radius 2 km dari kawah utama, dan hingga 2,5 km di sektor selatan dan tenggara karena potensi lontaran batu pijar dan awan panas.
Gangguan Aktivitas dan Penerbangan
Aktivitas erupsi ini berdampak langsung pada jadwal penerbangan di wilayah Lembata dan sekitarnya. Sebuah penerbangan yang membawa pejabat pemerintah, termasuk seorang menteri, dilaporkan terpaksa dialihkan ke Larantuka akibat jarak pandang yang terbatas oleh abu vulkanik.
Bandara terdekat mengalami penyesuaian operasional, dan otoritas bandara terus memantau arah dan intensitas sebaran abu.
Suara Gemuruh dan Hujan Abu
Sejumlah warga di Desa Lamawolo dan desa-desa lain di lereng gunung melaporkan suara gemuruh keras sejak Senin malam. Selain itu, hujan abu ringan mulai dirasakan di beberapa wilayah pemukiman, memicu kekhawatiran akan gangguan kesehatan dan pertanian.
Respons Pemerintah dan BPBD
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lembata telah mengaktifkan posko siaga dan menyiapkan skenario evakuasi jika intensitas erupsi meningkat. Masker dan logistik mulai disalurkan ke desa-desa terdampak, dan masyarakat diimbau untuk:
- Tetap tenang namun waspada.
- Mengikuti informasi resmi dari pemerintah.
- Menggunakan masker jika terjadi hujan abu.
- Menjauhi aliran sungai yang berhulu di Ile Lewotolok karena potensi lahar hujan.
Gunung Ile Lewotolok merupakan salah satu gunung api aktif di NTT dengan tinggi 1.423 meter di atas permukaan laut. Aktivitasnya meningkat sejak 2020, dan hingga kini masih berpotensi mengalami letusan susulan.
Pemerintah daerah dan pusat kini bekerja sama erat untuk memastikan keselamatan warga dan meminimalkan dampak bencana. Masyarakat diminta tidak panik, namun tetap siaga menghadapi kemungkinan terburuk.