
KAPSUL4D,Peringatan ini diperingati setiap 29 Juli, sebagai bagian dari proklamasi Deklarasi Saint Petersburg tahun 2010—pertemuan 13 negara pemilik harimau di dunia—untuk menggandakan populasi harimau liar pada 2022 (inisatif TX2) dan menjaga habitatnya.Saat ini, populasinya di Indonesia, termasuk harimau Sumatra, sangat tergantung pada lingkungan hidup yang sehat dan keterlibatan masyarakat lokal.
Tema 2025: Harmonious Coexistence between Humans and Tigers
Tahun ini mengusung tema “Harmonious Coexistence between Humans and Tigers” atau Hidup Berdampingan Secara Harmonis antara Manusia dan Harimau. Tema tersebut menjadi panggilan penting untuk menciptakan ruang hidup bersama yang saling menghormati, berbasis nilai budaya lokal dan pendekatan konservasi yang inklusif.
Direktur Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna, menegaskan bahwa harimau Sumatra kini berstatus sangat kritis menurut IUCN. Konservasi efektif harus melibatkan masyarakat adat dengan pendekatan yang didasarkan pada kearifan lokal untuk kelestarian habitat dan satwanya.
Mengapa Hidup Berdampingan Itu Penting dan Mungkin?
- Satwa payung ekosistem: Melindungi harimau berarti melestarikan seluruh ekosistem yang menjadi rumah berbagai spesies lainnya.
- Konektivitas habitat: Pelestarian koridor ekologis penting agar harimau tetap bisa berpindah, berkembang biak, dan menjalin genetik kuat tanpa kontak langsung dengan manusia — mengurangi risiko konflik dan fragmentasi habitat.
- Pemberdayaan masyarakat lokal: Komunitas sekitar hutan dan wilayah harimau harus dilibatkan dalam konservasi, seperti yang sudah diterapkan di berbagai negara oleh inisiatif seperti Bagh Mitra di India atau Forum HarimauKita di Indonesia.
Hasil & Kemajuan Awal Program Konservasi
- Beberapa negara seperti India, Nepal, Bhutan, Cina, dan Rusia telah menunjukkan tren kenaikan jumlah harimau liar sejak tahun 2020.
- Di Indonesia, harimau Sumatra masih bertahan sebagai satu-satunya subspesies harimau, setelah subspesies Bali dan Jawa dinyatakan punah. Populasinya diperkirakan berada di kisaran 393–400 ekor pada tahun 2022–2023.
Apa Artinya Buat Kita?
Fokus utama Global Tiger Day 2025:
- Konservasi berbasis lanskap: Membangun dan menjaga koridor, taman nasional, serta ruang hidup alami harimau.
- Keterlibatan masyarakat adat dan lokal: Memberdayakan masyarakat dengan program edukasi, alternatif ekonomi, dan penguatan budaya.
- Teknologi canggih & patroli pintar: Pemanfaatan kamera jebakan, pengawasan digital, hingga analisis DNA untuk monitoring populasinya.
Ringkasan
| Aspek | Informasi Singkat |
|---|---|
| Tanggal Peringatan | 29 Juli |
| Tema 2025 | Harmonious Coexistence between Humans and Tigers |
| Fokus Indonesia | Harimau Sumatra yang statusnya kritis |
| Langkah Konservasi | Habitat, keterlibatan masyarakat, teknologi, patroli |
| Kenapa Relevan? | Harimau sebagai indikator ekosistem sehat & perlindungan keanekaragaman |
Mengamati tema ini, penting bagi kita semua—mulai dari pemerintah, lembaga konservasi, hingga masyarakat lokal—untuk membangun strategi konservasi yang menghormati kebutuhan manusia dan satwa liar secara sekaligus. Hidup berdampingan bukan sekadar idealisme, melainkan tujuan nyata yang bisa dicapai melalui kesadaran, kolaborasi, dan integrasi kearifan lokal.
Ingin informasi lebih lanjut kunjungi KAPSUL CUAN.