
Ilmuwan Temukan Fosil Gajah Purba Stegodon di Pegunungan Nganjuk, Jawa Timur
Nganjuk, Jawa Timur – 24 Oktober 2025 — Tim ilmuwan berhasil menemukan fosil gajah purba jenis Stegodon di Pegunungan Nganjuk, Jawa Timur. Penemuan ini menjadi bukti penting keberadaan fauna purba di Indonesia dan memberikan wawasan baru tentang evolusi dan penyebaran gajah purba di wilayah Asia Tenggara.
Tentang Stegodon
Stegodon merupakan genus gajah purba yang hidup pada zaman Pleistosen. Ciri khasnya termasuk gading panjang dan rahang yang besar, berbeda dengan gajah modern. Stegodon tersebar di berbagai wilayah Asia, termasuk Indonesia, India, dan Tiongkok.
Penemuan fosil ini memperkuat dugaan bahwa Pulau Jawa menjadi habitat penting bagi spesies ini ribuan tahun lalu.
Detail Penemuan
Fosil ditemukan di kawasan Pegunungan Nganjuk yang dikenal memiliki lapisan geologi dari zaman Pleistosen. Tim peneliti memeriksa tulang rahang, gading, dan beberapa gigi molar yang masih utuh.
Dr. Ahmad Yusuf, paleontolog dari Universitas Airlangga, menyatakan:
“Penemuan ini sangat penting karena memberikan informasi baru tentang distribusi dan adaptasi Stegodon di Pulau Jawa. Fosil yang masih lengkap memungkinkan kita mempelajari pola makan, usia, dan ukuran tubuh hewan ini.”
Pentingnya Penemuan
- Rekonstruksi Fauna Purba
Fosil ini membantu ilmuwan memahami ekosistem Pleistosen di Jawa, termasuk interaksi antara Stegodon, predator, dan spesies lain. - Studi Evolusi Gajah
Informasi dari fosil Stegodon dapat dibandingkan dengan gajah modern, memberikan wawasan evolusi gajah dari masa purba hingga sekarang. - Peningkatan Pariwisata Ilmiah
Lokasi penemuan dapat dijadikan pusat penelitian dan edukasi geologi dan paleontologi, menarik wisatawan yang tertarik pada sains dan sejarah alam.
Langkah Selanjutnya
Tim ilmuwan berencana melakukan penggalian lanjutan dan analisis isotop untuk menentukan usia fosil secara tepat. Selain itu, fosil akan diawetkan dan dipamerkan di museum lokal agar masyarakat luas dapat mempelajari sejarah alam Indonesia.
Dr. Yusuf menambahkan:
“Ini adalah kesempatan langka untuk memahami sejarah kehidupan di Indonesia dan memperkaya khazanah paleontologi kita.”