
KAPSUL4D Festival Holi, perayaan warna yang terkenal dalam tradisi Hindu, kembali disambut meriah oleh jutaan orang di seluruh dunia. Festival ini menandai datangnya musim semi, dan dirayakan dengan melemparkan bubuk warna-warni, menyanyikan lagu tradisional, serta membagikan makanan manis khas India seperti gujiya dan thandai.
Di berbagai kota besar seperti New Delhi, Mumbai, Jaipur, dan Varanasi, warga turun ke jalan sejak pagi hari, saling menyiramkan air berwarna dan melempar bubuk “gulal” ke keluarga, teman, dan bahkan orang asing.
“Ini bukan sekadar festival, ini adalah cara kami menyambut kehidupan dengan sukacita dan kebersamaan,” ujar Priya Verma, seorang warga di kota Lucknow.
Holi memiliki akar yang kuat dalam mitologi Hindu, terutama kisah kemenangan kebaikan atas kejahatan melalui legenda Prahlada dan Holika, serta kisah cinta Dewa Krishna dan Radha. Festival ini juga merupakan waktu untuk melupakan dendam, memperbaiki hubungan, dan mempererat persaudaraan.
Tak hanya di India, komunitas diaspora Hindu di Inggris, Amerika Serikat, Indonesia, Australia, dan Afrika Selatan juga mengadakan festival serupa di taman kota, kuil, dan pusat komunitas.
Di Bali dan Medan, umat Hindu dan masyarakat umum turut meramaikan Holi dengan kegiatan budaya seperti tarian India, pertunjukan musik Bollywood, dan bazar makanan vegetarian khas India.
Holi lebih dari sekadar perayaan warna—ia adalah lambang sukacita, pembaruan, dan harapan. Di tengah dunia yang penuh tantangan, Holi mengingatkan bahwa hidup layak dirayakan, dalam semua warnanya.