
Kapsul4d Inter Milan harus menelan kekalahan mengejutkan 0-2 dari wakil Brasil, Fluminense, dalam laga babak penyisihan Club World Cup 2025. Pertandingan yang digelar di Amerika Serikat ini menjadi momen pahit bagi Cristian Chivu, pelatih Inter, yang tak menduga Fluminense akan bermain dengan formasi super defensif, menurunkan lima pemain bertahan sekaligus sejak awal laga.
Gol Cepat Bikin Inter Terkejut
Fluminense langsung membuat kejutan hanya tiga menit setelah kick-off. Penyerang andalan mereka, Germán Cano, mencetak gol cepat melalui sundulan akurat yang mengecoh kiper Yann Sommer. Gol ini membuat mental Inter sedikit goyah, dan mereka kesulitan mengembangkan permainan.
Meski Inter menguasai jalannya laga dengan dominasi penguasaan bola, serangan mereka selalu kandas di hadapan pertahanan rapat Fluminense. Barisan bek tim asal Brasil itu tampil disiplin dan efektif dalam menutup setiap ruang tembak.
Taktik Bertahan Fluminense Jadi Kunci
Pelatih Fluminense, Renato Gaúcho, secara mengejutkan menerapkan skema lima pemain bertahan yang sukses menahan gempuran Inter. Strategi ini membuat Chivu frustasi karena lini depan Inter tak mampu menembus barikade pertahanan tersebut.
“Jujur kami tidak menyangka mereka akan turun dengan lima bek dan blok serendah itu. Kami sulit sekali menemukan celah, terutama di babak pertama,” ujar Chivu dalam konferensi pers usai laga.
Chivu menambahkan bahwa meskipun para pemain sudah menunjukkan usaha maksimal, ketajaman di lini depan tetap menjadi pekerjaan rumah bagi timnya.
Gol Penutup dari Hércules
Saat Inter semakin gencar menyerang di akhir babak kedua, Fluminense justru kembali mencetak gol. Kali ini giliran Hércules yang mencatatkan namanya di papan skor lewat tembakan jarak jauh pada menit ke-93, menutup laga dengan skor 0-2 untuk keunggulan Fluminense.
Inter Tereliminasi, Fluminense Melaju
Kekalahan ini membuat Inter tersingkir dari Club World Cup lebih awal, sementara Fluminense melaju ke babak perempat final untuk menghadapi pemenang antara Manchester City dan Al-Hilal.
Evaluasi untuk Chivu
Hasil ini menjadi tamparan bagi Cristian Chivu dan skuad Inter. Meski mengandalkan pemain-pemain top seperti Lautaro Martínez dan Nicolò Barella, mereka gagal membongkar pertahanan rapat lawan. Chivu dituntut untuk segera mengevaluasi strategi menyerang dan adaptasi taktik ketika menghadapi tim dengan pendekatan bertahan ekstrem.
Kesimpulan:
Kekalahan ini membuktikan bahwa penguasaan bola saja tidak cukup. Taktik dan efisiensi dalam menembus pertahanan adalah kunci. Fluminense memberi pelajaran berharga kepada Inter bahwa soliditas dan organisasi pertahanan masih menjadi senjata mematikan di panggung besar seperti Club World Cup.